Gak Semua Orang Layak Berpendapat

Pertemuan, Bisnis, Curah Gagas, Pengusaha, Karir

Negara kita menganut sistem demokrasi di mana kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat, dengan kata lain setiap orang di negara kita ini memiliki kebebasan berpendapat, hal ini sudah tertulis dalam Pasal 28E ayat (3), Pasal 28F, dan Pasal 23 ayat (2) UUD 1945.

 

Pada pasal 23 ayat (2) dikatakan bahwa setiap orang bebas untuk mempunyai, mengeluarkan dan menyebarluaskan pendapat sesuai hati nuraninya, secara lisan dan atau tulisan melalui media cetak maupun elektronik dengan memperhatikan nilai-nilai agama, kesusilaan, ketertiban, kepentingan umum, dan keutuhan negara.

 

Insha Allah saya akan bahas pasal tersebut di lain kesempatan dan kali ini saya akan menjelaskan kenapa tidak semua orang layak berpendapat meskipun tidak melanggar nilai-nilai yang telah disebutkan di atas.

 

  1. Setiap orang punya keahliannya masing-masing

 

Misalnya saat saya sedang bermain sepak bola bersama teman-teman di lapangan, dan saya tidak punya catatan kaki pernah mengikuti sekolah sepak bola maupun membaca buku atau memainkan game strategi. Saat sedang membahas strategi menyerang musuh, apakah saya layak untuk berpendapat?

 

  1. Tidak semua orang mampu menilai dengan akal rasional

 

Ada banyak orang di dunia ini yang berpendapat berdasarkan perasaan atau emosi semata. Misalnya saat kita diberi PR membuat cerpen oleh guru, teman-teman kita yang sering menunda pekerjaan biasanya mengatakan “gue mah ngerjainnya nanti aja, biar malem ini gue bisa maen.”

 

  1. Banyak orang yang lebih memilih pendapat berdasarkan emosi

 

Untuk orang yang imannya lemah, dipengaruhi oleh para master procrastinators mungkin akan sering terjadi. Para siswa lemah iman tersebut akhirnya menunda pekerjaan mereka untuk bermain game pada malam harinya.

 

Hal ini juga terjadi di banyak aspek kehidupan kita, misalnya saja media massa yang mempengaruhi cara pikir banyak orang. Misalnya saja pada peristiwa 9/11, media Amerika Serikat menyebarkan isu bahwa muslim adalah pelaku penabrakan gedung WTC karena ditemukan paspor di kabin pesawat yang akhirnya menyebabkan berkembangnya Islamophobia. Padahal bagaimana paspor bisa bertahan dalam pesawat yang terbakar?

 

  1. Kita juga buruk dalam menilai diri kita sendiri

 

Kita buruk saat mengatakan apa yang kita sukai, benci, inginkan, atau takutkan. Ucapan kita sering kali salah dengan apa yang sebenarnya kita rasakan.

 

Pada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Sheena S. Iyengar dan Raymond J. Fisman, ada seorang wanita, sebut saja Mary, yang diberikan sebuah angket berisi pertanyaan mengenai kriteria calon pacar menggunakan skala 1-10.

 

Dalam acara kencan Columbia, Fisman memerhatikan seorang gadis dan seorang lelaki yang terlihat jelas saling menyukai, mereka adalah John dan Mary. Namun yang mengejutkan adalah kepribadian John saling tidak bersesuaian dengan kriteria calon pacar idaman yang sebelumnya Mary tulis di angket tersebut.

 

Hal ini membuktikan bahwa kita tidak hebat dalam menjelaskan atau menceritakan apa yang sebenarnya ada dalam pikiran kita.

 

Oleh karena itu tidak semua orang layak berpendapat. Kalian bisa menambahkan di kolom komentar

Tinggalkan komentar